Rabu, Maret 03, 2010

suasana baru

sudah lama tidak menjenguk blog ini
dan sudah lama tidak mencurahkan isi hati..
ada tiga media yang digunakan untuk curhat,
sebuah buku besar yang saat ini tergeletak di lantai kamar tidur.
Wordpress,
dan Blogspot.
Buku besar di lantai dan Wordpress, isinya adalah kerahasiaan tingkat tinggi, apalagi yang wordpress, karena diproteksi.

jadi, suasana baru apa?
Sudah tiga bulan lebih, aku ngantor lagi.
Kali ini di Tribun Jambi, koran lokal harian pagi yang akan terbit sebentar lagi. Kapan? kami para skuad juga belum tahu..

Sebagai koran baru, yang wartawannya sudah kelayapan ke mana-mana nyari berita, seolah-olah mo terbit besok ini,

kami sering mengaku dari Kompas-Gramedia.
dengan membawa nama Kompas, rasanya lebih gampang dan lebih dihormati.
dan terbukti, cara ini kadang manjur.

Malah ada kejadian, saat wawancara dengan seorang kepala perpustakaan, begitu mendengar nama Kompas-Gramedia, dia langsung berasumsi, bahwa aku dari toko buku, mo nawarin buku atau mo nyumbang nih (kayanya..)
si bapak ini segera promosi, bahwa perpustakaan yang dikelolanya selalu ramai.

Tribun Jambi bernaung di bawah kelompok Pers Daerah (Persda) Kompas-Gramedia.
Singkatnya, kalo Kompas mah koran nasionalnya, nah si tribun-tribun dan pos-pos itu adalah koran lokalnya. Saat ini udah ada 16 penerbitan koran lokal KG di seluruh Indonesia. Tribun Jambi segera akan menjadi yang ke-17.

Sudah tiga bulan ini, kami digembleng di kawah candradimuka dan bersiap digelontorkan di Kota Jambi dan beberapa Kabupaten sekitar (bahasanya gak asyik, digelontorkan, kaya limbah saja)

Sebenarnya sudah pada turun gunung, cuma belum pol saja, soalnya korannya belum terbit. Segera!

ini idenya kok melompat-lompat ya... ntar oleh Febby Mahendra Putra bisa dikatai 'Interuptus!'

Febby Mahendra Putra itu semacam kepala sekolah kami, dia membawahi beberapa koran Tribun, dan selalu hadir tiap kali Tribun baru mo lahir.

salah satu hobinya adalah bermain dengan kata-kata. Dengan logat suroboyoan, dia berkata;
Puting beliung, putingnya enak, beliungnya ga enak... (banyak deh yang lain..lupa).

ada lagi yang namanya Dahlan Dahi, Pemred Tribun Timur (Makassar). Jargon terkenalnya: Jangan tersesat di jalan yang terang benderang, dan jangan pulang bawa foto ha ha ha...
(ini ada sambungannya, kalo di foto itu ga ada cewe cantiknya).
Dia punya hasrat untuk menguliti kepala para koruptor.

Lalu ada juga Pemred Banjarmasin Pos, namanya Yusran Pare, yang sudah menelorkan buku berjudul gigo! gigo!
Pemerhati bahasa, dan sering menemukan (serta menertawakan) kesalahan berbahasa yang dilakukan para wartawan.

Nah Achmad Subechi Pemred Tribun Kaltim, orangnya juga rada nyentrik. Tampilannya kaya preman pasar, hobi pake topi. Kalo nongkrong di kantor Tribun, orang baru bisa-bisa salah mengira, dikira tukang benerin listrik atau tukang benerin AC ngadat!

Balik lagi ke soal Kompas-Gramedia, memang anak-anak Tribun Jambi hobi mencatut nama Kompas ke mana-mana. Untuk alasan praktis. Kalo disebut dari Tribun, narasumber kadang gak ngeh, dan perlu waktu untuk menjelaskan Tribun itu sejenis barang apa.

malah ada yang berkata, "Tribun? Majalah tumbuh-tumbuhan itu ya...?" (gubrak!)

Cara cepat dan praktis memang, Kompas! Ini jualan ampuh...

Memang ga perlu pake nama Kompas juga bisa. Tapi karena koran baru, seringnya terjadi begini

"Dari Tribun Jambi"
"Tribun Jambi, koran?"
"Iya"
"Mingguan?"
"Harian"
"Baru ya?"
"Iya baru mau terbit"
"Lho, belum terbit?"
"Cetaknya belum, bentar lagi. Tapi online-nya sudah"
(mukanya langsung menunjukkan mimik gak yakin)
"Kita anaknya Kompas-Gramedia, kalo JI dan JE kan anaknya Jawa Pos, nha ini yang Kompasnya...bla bla bla......" (berbusa dah, ujung2nya keluar juga Kompasnya)

Maknya ga heran, kalo banyak teman-teman, demi mempersingkat waktu, cukup berkata Kompas-Gramedia, sambil ngeluarin kartu identitas, yang memang ada logo KG-nya.

yah gitu deh...(ujug-ujug)
Setelah direkrut, kami mulai pelatihan awal Desember 2009 lalu. Kemungkinan besar terbitnya bulan ini.

Posisi ku sendiri di Tribun Jambi,
awalnya saat masuk adalah Researcher..
saat pelatihan, ikut meliput, dan kadang ditunjuk jadi redaktur..
Ini terkait hobi sebenarnya..
Aku hobinya membaca dan menulis, gak jauh-jauh dari sastra (plus juga hobi sepakbola..)
Kewartawanan ga jauh-jauh dari hobi ini..jadi rasanya cukup sesuai dengan kapasitas.

oh iya, bicara tentang sepakbola..
Korlip kami yang bernama Mas Turnip berkata,
"Salah satu tugasmu mencari perempuan Jambi yang cukup terkenal, apakah pejabat atau pengusaha, yang juga hobi sepakbola!"
"Kyaa....." (tak bisa berkata-kata, soalnya tugas rada sulit nih...kalo perempuan biasa mah ada, tapi kalo ibu pejabat, atau pengusaha, alamak jarang banget, bagai mencari jarum di tumpukan jerami seluas 1x1 meter.
(tugas ini konteksnya menghadapi piala dunia)

kembali lagi ke Tribun,
Jika ada yang masih penasaran, bisa klik tribunjambi.com
atau tunggu berita selanjutnya di blog ini...hehehehe...